Salah satu cara bayi berkomunikasi pada orangtua adalah lewat tangisan. Kondisi ini terus terjadi selama 40 hari ke depan. Oleh karena itu, orangtua terutama ibu harus peka dan cepat memahami arti dari tangisan bayi.
Sebab, tangisan bayi ketika sedang mengantuk, ketakutan, sakit, dan lapar, berbeda-beda. Jika Anda ingin informasi lebih detil, berikut uraiannya:
Tangisan karena lapar
Saat bayi menangis dengan mengisap jempol atau mulutnya terbuka seperti mencari puting susu. Kemudian, tangisan bayi yang merasa lapar juga identik dengan irama yang teratur tetapi terus menerus.
Tangisan karena tidak nyaman
Bayi yang merasa gelisah dan tidak tenang biasanya menangis untuk memberitahukan bahwa dia sedang kesal. Suara tangisan lebih mirip dengan rengekan dan desahan yang berat dalam waktu yang cukup lama. Nah, jika ibu tak juga peka pada tangisan sang bayi, biasanya tangisan itu akan berubah menjadi teriakan melengking.
Tangisan karena kelelahan
Perhatikan gerakan tangan bayi Anda saat menangis, apabila bayi menggosok-gosok mata, ini berarti bayi Anda mengantuk dan lelah. Namun, tangisan lelah ini tidak kontinyu, sebentar tapi berulang-ulang.
Tangisan karena sakit
Suara tangis bayi yang sedang merasakan sakit pada tubuhnya lebih seperti rintihan yang lama-lama menjadi teriakan bernada tinggi. Kemudian, saat menangis mata bayi tertutup dan wajahnya cemberut. Ibu harus jeli dalam memperhatikan ekspresi bayi untuk mengetahui apa yang dirasakan oleh buah hati Anda.
Tangisan karena takut
Mata bayi terbuka lebar dan suara tangisan langsung tinggi serta keras. Tatapan intens bayi menunjukkan bahwa dia sedang merasa terancam. Selain itu, saat menangis, bayi akan menarik kepalanya ke belakang seperti ingin menjauhi orang atau objek yang menjadi sumber ketakutannya. (kompas)