Pemilik bisnis pacar sewaan di Surabaya, BU dan EN mengincar pria-pria jomblo. Sebab, inspirasi pembukaan bisnis tersebut memang hanya karena banyaknya pria yang mengeluh tidak punya pasangan.
Pengamat Sosial Erna Karim mengkritik bisnis pacar sewaan itu. Ia menilai, bisnis tersebut menunjukkan kehormatan perempuan direndahkan. Sebab, bisnis itu berpotensi menimbulkan kehamilan di luar nikah
“Ini juga menjadi petunjuk, nilai keperawanan perempuan itu sudah menurun. Mengalami pergeseran,” ujarnya. Tidak hanya itu, keperjakaan juga dinilai sudah dinggap tidak penting sekarang.
Erna menambahkan, bisnis pacar sewaan merupakan masalah sosial yang muncul karena peran kelurga yang berkurang dalam mendidik anak. Para pemuda menjadi salah kaprah ketika mencari jati diri.
“Peran keluarga bagi pemuda yang sedang mencari jati diri sekarang ini berkurang. Akhirnya, pemuda mencari pengakuan di luar. Salah satu caranya ya masuk dalam lingkungan bisnis pacar sewaan,” tuturnya.
Sebelumnya, BU dan EN sudah merekrut tujuh perempuan untuk dijadikan pacar sewaan. Perempuan tersebut berasal dari kalangan mahasiswa. Mereka memasangh tarif Rp75 per jam untuk satu perempuan.
BU mengatakan, hasil bisnis pacar sewaan dibagi sesuai kesepakatan. Yakni 40 persen untuk pacar yang disewa, dan 60 persen masuk kas perusahaan. “Biasanya orang menyewa tiga sampai empat jam sehari,” ucapnya. (okezone)