Partikel debu yang dihasilkan dari pencemaran udara memiliki dampak terhadap berbagai penyakit saluran pernapasan. Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan lima kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Makassar, dalam hasil pemantauan polusi udara 1.082 kota di 91 negara.
Angka polusi tersebut, disusun berdasarkan laporan tahunan kadar partikel udara dalam udara yang disebut PM10. Dimana eskposur pencemaran udara tersebut, bisa menurunkan tingkat produktivitas dan kesehatan, termasuk kesehatan saluran pernapasan, masyarakat yang tinggal di kota-kota besar.
"Salah satu dampak gangguan pernapasan yang muncul adalah rhinitis allergic, sebuah diagnosa yang memiliki asosiasi dengan gejala-gejala yang berhubungan dengan saluran pernapasan. Selain rhinitis allergic, polusi udara juga menyebabkan flu, asma bahkan memicu timbulnya sinus yang membuat hidung tersumbat," ujar dr. Tina Suksmasari, Medical Manager Bayer Consumer Care di The Belly Clan.
Ditempat yang sama, DR Budi haryanto SKM, MSPH,MSc Peneliti Perubahan Iklim dan kesehatan Lingkungan dari Universitas Indonesia mengatakan, sepertiga masyarakat DKI Jakarta mengalami masalah penyakit ISPA, akibat pencemaran udara.
"Polusi udara yang dihirup tentunya menempel masih disekitar kepala seperti hidung yang membuat hidung tersumbat. Polusi juga bisa mengendap di paru-paru, itu yang bahaya. Tak hanya ISPA saja, polusi udara juga bisa menimbulkan efek penyakit berat seperti ginjal dan kanker," bebernya.
DR Budi menambahkan, sumber pencemaran udara bisa diakibatkan banyak faktor seperti sampah padat, pembakaran bahan bakar transportasi. Kendati demikian, Bayer mengeluarkan satu produk obat semprot untuk menghentikan gangguan hidung tersumbat akibat pencemaran udara Afrin.
Meskipun masyarakat belum familiar dengan penggunaan obat semprot, namun Afrin terbukti klinis bekerja cepat dan praktis cegah hidung tersumbat. (okezone)