Setelah tiga hari tak pulang dan mengobok-obok Kota Gresik, petugas yang dipimpin AKP Naik Ishak SH, Kasat Reskrim Polres Blitar Kota akhirnya berhasil menangkap tiga orang, Minggu (10/5/2015) siang.
Mereka diduga jaringan pembocor kunci jawaban Unas. Inisialnya adalah Ia (35), guru perempuan yang berstatus PNS, Mm (35), dan Lm (40), keduanya guru honorer. Ketiganya adalah sama-sama guru SMP negeri di kota pudak tersebut.
"Mereka ditangkap di tempat berbeda atau di antaranya di rumahnya. Untuk menangkapnya, membutuhkan waktu dua hari karena petugas harus menyanggong rumahnya. Sebab, mereka pada hari Jumat dan Sabtu (8-9/5/2015) kemarin, tak terlihat di rumahnya. Namun petugas tak putus asa, tetap menyanggongnya," kata AKBP Yossy Runtukahu, Kapolres Blitar Blitar Kota, Minggu (10/5/2015).
Soal identitas lengkapnya, menurut Yossy, petugas belum menanyai detail karena baru saja diamankan. Saat ini, ketiganya sedang dalam perjalanan untuk dibawa ke Blitar.
"Begitu juga soal motifnya, mereka belum mengaku detail. Kemungkinan, hanya mencari keuntungan belaka. Cuma dugaan kami, mereka adalah pelaku utama terkait kasus bocornya kunci Unas di Kota Blitar kemarin," paparnya.
Dengan tertangkapnya mereka itu, mantan Kasat Brimob Polda Jatim ini, berharap jaringan pembocor kunci jawaban Bahasa Ingris pada Unas, Rabu (6/5/2015) kemarin itu bisa dibongkar. Termasuk peran mereka masing-masing dan keterlibatan empat mahasiswa yang sudah dimintai keterangan lebih dulu.
"Siapa tahu, jaringan ini tak hanya beraksi di Kota Blitar saja namun juga di kota lainnya," pungkasnya.
Seperti diketahui, Jumat (8/5/2015) pagi, petugas yang dipimpin AKP Naim Ishak, Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, berangkat ke Kota Gresik. Mereka mencari pelaku utamanya.
Itu diketahui setelah penyidik memeriksa satu lagi mahasiswa perguruan tinggi di Kota Kediri, berinisial Sn, Kamis (7/5/2015) sore. Sn mengaku mendapat kunci jawaban Bahasa Inggris itu setelah diemail dari pelaku asal Gresik.
Selanjutnya, kunci jawaban itu dijual kepada tiga mahasiswa asal Blitar. Oleh ketiga mahasiswa, itu diperbanyak dan dijual ke siswa SMP per lembar antara Rp 10.000 sampai Rp 15.000 hingga terkumpul uang Rp 32 juta.
Jaringan ini terbongkar setelah petugas menyita 32 lembar kunci jawaban Bahasa Ingris, Rabu (6/5/2015). Itu ditemukan setelah petugas menggeledah tas siswa SMPN 04, Kota Blitar. Akhirnya, beberapa siswa dimintai keterangan dan mengaku mendapat lembaran kunci itu dari tiga mahasiswa itu.(suryamalang)