Sebelum mengeluarkan hasil ini, peneliti dari Norwegia melakukan satu penelitian dengan melibatkan lebih dari 10.400 orang dewasa. 10,5 persen responden diketahui menderita gangguan insomnia.
Lalu para peneliti menyuruh peserta menjalani tes standar sensitivitas nyeri yang disebut tes prosesor dingin, di mana peserta diperintahkan untuk menjaga tangan mereka terendam di dalam bak air dingin untuk jangka waktu yang panjang.
Hasilnya, perserta yang diketahui mengalami insomnia parah bahkan kronis, cenderung mengeluarkan tangan dari rendaman air dingin lebih cepat daripada peserta yang diketahui memiliki kualitas tidur yang baik.
"Penelitian di masa depan harus melihat tidak hanya implikasi klinis, tapi juga neurotransmitter dalam gangguan tidur dan penyakit," kata salah seorang penulis penelitian bernama Borge Sivertsen dikutip Health Me Up. (liputan6)