Trik Agar Anak Kebal terhadap Bullying

Ke manapun Anda melepaskan anak Anda pergi, tetap saja selalu ada risiko anak Anda mengalami bully atau menjadi korban intimidasi dari anak sebayanya atau orang yang ada di sekelilingnya. Adanya intimidasi dari orang lain membuat anak mengalami rasa rendah diri, sampai gangguan mental.

Bentuk dari bullying sendiri dapat hadir dalam berbagai cara, melalui kata-kata atau melalui tindakan fisik, dan tidak menutup kemungkinan dialami oleh anak-anak Anda. Perilaku mengintimidasi zaman sekarang mungkin lebih bahaya karena kehadiran dunia internet. Tanpa perlu berhadap-hadapan, anak-anak kita bisa menjadi korban atau pelakunya lewat ponsel, media sosial atau e-mail. Intimidasi lewat dunia maya dikenal dengan istilah cyber bullying.

Menurut Dr.Joseph Shrand, instruktur psikiatri di Harvard Medical School, asisten psikiater anak Massachusetts General Hospital, dan seorang dokter di CASTLE (Clean and Sober Teens Living Empowered) di Brockton, M, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua agar anak dapat terhindar dari korban bullying. Orang tua berperang menggerakkan pola pikir mereka dari merasa kecil menjadi merasa kuat dan berharga.

Tingkatkan percaya diri
Orang tua dapat mengingatkan anak bahwa betapa berharga dan menakjubkannya mereka. Tidak ada pengintimidasi yang bisa mengubah hal itu. Bantulah agar anak merasa dirinya berharga. Anak yang percaya diri, biasanya lebih jarang menjadi target intimidasi. Anak perlu tahu bahwa bukan saja orang tua akan melindunginya tapi juga dia bisa melindungi dirinya sendiri dengan memahami apa yang diinginkan pengintimidasi: merasa kuat dengan mengecilkan orang lain.

Kumpulkan teman di sekelilingmu
Menjadi berharga dapat diterjemahkan dengan memiliki banyak teman. Pengganggu sering menargetkan anak yang terlihat lemah, terisolasi, dan sendirian.
Orang tua dapat menciptakan cara agar anak memiliki banyak teman, untuk dihargai tidak hanya oleh keluarga tapi juga teman-temannya. Undang teman-teman anak Anda untuk bermain di rumah. Jalin hubungan dengan orang tua mereka. Dorong anak ikut kegiatan ekstrakurikuler. Bantu anak yakin betapa berharganya mereka. Orang tua tidak perlu ragu membantu anak membangun relasi sosial yang sehat.

Jangan pernah sendirian dengan teman yang suka mengintimidasi
Menjadi terlihat adalah langkah pencegahan. Jika seorang anak mencoba melecehkan, buat itu terlihat. Seorang peleceh yakin anak tidak akan berani melawan, apalagi di depan publik. Dorong anak selalu bersama sahabat-sahabatnya dan jika terjadi pelecehan, gertak Si Peleceh seperti ini, "Hei, kamu mencoba menggangguku?" Biarkan orang lain tahu.

Mengintimidasi bukan perilaku yang boleh ditoleransi
Orang tua tidak perlu memecahkan masalah Anda sendiri. Berbicara dengan orang dewasa lain yang Anda percaya (misalnya guru di sekolah) mengenai strategi bagaimana menghadapi pengganggu. Orang tua harus mengatasi rasa takut anak-anak bahwa mereka akan jadi korban balas dendam karena mengadu.
Tegaskan kepada anak: Dia tidak boleh menjadi orang yang pasrah ditindas atau mentolerir intimidasi terhadap orang lain! Jangan cuma berdiri jika melihat orang lain ditindas. Orang lain, guru, teman-teman dapat membantu mencegah intimidasi. Jumlah yang banyak (orang-orang di sisi Anda dan anak) dapat menyelamatkan.

Jangan kehilangan empati
Kita semua ingin dihargai, termasuk anak yang jahat kepada anak Anda. Ini bukan berarti Anda menoleransinya. Ajarkan anak untuk merasa kasihan karena orang yang mengintimidasinya adalah orang yang kehilangan arah, tidak dihargai di lingkungannya sehingga mencari penghargaan dengan menakut-nakuti orang lain. Ajarkan anak bahwa semua orang sebenarnya berharga, hanya terkadang terlalu frustasi untuk didengar dan dimengerti. (merdeka)


Home